LOVE



Rabu, 26 Juni 2013

Apa yang salah dengan semua ini?

Hari ini tepat pukul 18.00 aku mulai berdandan untuk menghadiri sebuah pesta pernikahan temaan dekat kekasihku. Setelah kurang dari 1 jam  semua telah beres dan tinggal menunggu kedatangan sang kekasih yang akan menjemput. Pukul 19.10 sang kekasih telah datang untuk menjemputku dan kita langsung berpamitan untuk menuju ke lokasi yang tertera pada undangan yang kami bawa.  Tak di sangka kekasihku ini terlihat begitu bersinar malam ini. Aku bangga dengan dia. Aku pun tersenyum sambil tersipu malu. Sekitar 15 menit kemudian kami sampai ke tempat itu, terasa ramai canda tawa orang di sana. Banyak sekali orang yang tak aku kenal di sini. Hanya beberapa orang saja yang aku kenal. Sembari memegang souvenir yang kami dapatkan kami menuju ke kuade sang pengantin dan mengucapkan selamat kepada mereka sembari berfoto. Lalu kami turun dan mencoba mencicipi makanan dan jajanan pasar di sana. Senang sekali melihat pengantin yang ada di depan mata. Kekasihku pun mencoba membujuk dan berkata, “ Kira-kira kapan kita akan duduk di sana?” dan aku pun hanya menjawab dengan senyuman. Lalu kekasihku mengajakku pergi untuk berkenalan dengan teman-temannya. Namun aku tak mau, aku masih malu dan aku tetap terdiam di tempatku sambil melihat pengantin yang serasi itu. Sesekali aku pun melihat kekasihku bercanda dengan teman-teman satu perjuangannya. Aku biarkan saja mereka, anggap saja itu nostalgia mereka. Aku terus menatap pengantin itu dari kejauhan.

Tiba-tiba ada seseorang yang tak pernah ku duga hadir kembali di kehidupanku. Dia seseorang dari masa laluku. Dia menyapaku dan aku hanya tersenyum. Tapi tiba-tiba dia memelukku da cepat melepaskanku kembali. Dia bilang bahwa aku berubah dan dia merindukanku. Tuhan aku tahu aku salah. Maafkan aku. Selama ini aku menjaga ini, tp untuk kali ini aku tidak bisa. Untuk menggenggam atau memeluk kekasihku saja aku tidak pernah karena aku tahu masih ada jarak sebelum kita menikah. Tapi saat aku dipeluk pun aku cenderung terdiam, sama seperti aku tak mengenalnya bahkan aku telah melupakannya. Sembari mengeluarkan handphonenya dia menelepon seseorang dan sembari itulah kekasihku menghampiriku. Aku tahu kekasihku marah tapi aku tidak mungkin berdebat di pesta ini. Ternyata Hpku berdering dan ternyata pria itu yang meneleponku. Entah darimana dia mengetahui nomor teleponku, tapi aku tetap acuh. Lalu pria itu bilang “itu no.ku, toloang di save ya? Nanti aku hubungi kamu lagi”. Aku hanya tersenyum. Setelah itu aku kenalkan pria di sampingku dan ternyata mereka telah kenal satu sama lain. Kekasihku tidak banyak bicara dan kami langusng pulang. Terasa sesak rasanya. Kekasihku hanya diam saja di sepanjang perjalanan. Ini tidak seperti dia biasanya. Mungkin dia marah. Aku pun akan menjelaskannya nanti setelah aku sampai rumah karena biasanya dia mampir. Tapi ternyata setelah sampai rumah dia hanya menurunkanku tanpa mengucapkan apa-apa dan pergi tanpa mampir. Aku pusing bagaimana aku menjelaskannya, semua ini terlalu rumit bagiku. Dan tiba2 kekasihku mengirimkan sebuah pesan singkat yang isinya “Aku tahu apa yang terjadi tadi. Tapi mengapa kamu tidak menolak pelukan itu tadi. Bukankah kita saja masih ada jarak? Aku kecewa sekaligus malu dihadapan teman-temanku. Apa karena dia cinta pertamamu? “ . Bagiku sudah tidak penting lagi cinta pertamaku itu. Aku mencoba menjelaskannya yang sebenarnya dan bagaimana perasaanku yang sebenarnya. Tapi untuk saat ini dia bukan pemaaf yang aku kenal. Dia masih marah dan padaku. Ini juga salahku yang tidak peka terhadap semua ini. Harusnya aku menjaga perasaanmu. Lalu pesan terakhir yang ia kirimkan “Kamu boleh berteman dengan pria manapun, tp jangan melampaui batas itu. Aku ga suka”. Akhirnya aku pun mencoba mengirimkan voice note yang berisi penyesalanku. Sejenak aku berfikir mengapa banyak sekali masalah yang terjadi dalam hubungan ini. Aku tahu Tuhan menguji kami. Tapi aku berdoa yang terbaik untuk hubungan ini. Terimakasih Tuhan telah kau sempatkan aku untuk memiliki kebahagiaan itu bersamanya lagi J.

0 komentar:

Posting Komentar